Terdayuh

 Hai, kali ini tentang rasa sedih.


Manusia mana yang tak pernah merasakannya? (keSedihan)


Kembali aku katakan, aku adalah manusia bodoh. Itu artinya aku tidak pandai. Bahkan tentang mengolah hati sekalipun, Aku tak pandai dalam bidang itu. Hatiku begitu mudah terbuka dan menerima tamu, padahal aku tau konsekuensi yang akan aku dapat setelahnya. Yaitu, kewalahan karna berantakan.


Tapi aku menerimanya, aku terlalu enggan kesepian, aku terlalu enggan hampa. Ketika sunyi memekik telinga, aku merasa takut akan kematian tanpa cinta. Aku takut mati dengan hati yang kosong.


Jenuh, bukankah aku harusnya jenuh dengan seseorang yang datang lalu pergi. Kenapa aku masih menerima seseorang 'Lagi'? 


Apa karna aku masih ingin merasakan cinta. Masih ingin mendapatkan kasih sayang walau aku tau akhirnya akan sama semu-nya dengan kisah-kisah sebelumnya. Aku terlalu berani menerima kesedihan yang akan datang.. sampai aku lupa sedih sebelumnya sudah mendarah daging.


Ketika hatiku dihampiri.. kadang aku menutup rapat pintu hati, tapi didobrak begitu kuat. Seseorang menerobos masuk dan mengacau, memberi rasa nano nano antara benar dan salah, mencintai atau dicintai, memberi kasih atau dikasihi. Pada akhirnya sama saja!! pilihan akhirnya tetap, ditinggalkan atau meninggalkan.


Anjing. Setan. Bangsat. Banjingan. Berapa kali aku harus mengumpat? Brapa kali aku harus menerima kecakauan yang terjadi?


Sudah cukup, ini kekacauan dasyat sebuah patahati. Sudah tak sakit rasanya. Tapi hanya kesedihan yang dominan rasanya.







S~


Komentar

Postingan Populer